Search This Blog

Thursday, July 22, 2010

Fabregas Bukan Masalah, Joe Cole Masa Lalu

Digembar-gemborkan bergabung dengan Arsenal, Joe Cole malah memilih Liverpool. Mengingat talenta Cole dan minimnya pemain Inggris di Arsenal, ini merupakan tamparan buat Arsenal dan Arsene Wenger. Namun, melihat materi skuad, Arsenal tak sangat membutuhkan Cole.

Sekitar tujuh pekan lalu, ketika Inggris direpotkan dengan persiapan Piala Dunia, yang berujung kekecewaan, Chelsea memutuskan tidak memperpanjang kontrak Cole yang habis akhir Juni lalu. Di Emirates, Arsenal sedang kelimpungan karena Cesc Fabregas minta dibiarkan pindah ke Barcelona, yang belakangan cukup konsisten mengusik ketenangan Arsene Wenger.

Arsenal kemudian berusaha konsisten menepis tawaran dan lobi Barcelona. Namun, menyadari loyalitas Fabregas yang memudar, Arsenal juga bersiap mencari alternatif dan Cole masuk daftar beli mereka. Tentu merupakan keuntungan bagi Arsenal apabila mereka berhasil mempertahankan Fabregas sambil tetap menggaet Cole.

Fokus suporter Arsenal pun pecah. Mereka yang sebelumnya cuma dihantui bayangan kepergian Fabregas mulai bisa menghibur diri dengan mengatakan Cole mampu menggantikan figur sang kapten. Mereka juga sudah mulai membayangkan betapa kuatnya daya serang Arsenal apabila Fabregas sampai bekerja bareng dengan Cole.

Antusiasme menyambut Cole semakin besar ketika media-media Inggris menyebut Arsenal adalah klub yang paling berpeluang mendapatkan Cole. Selain karena siap memberikan gaji 80.000 poundsterling per pekan dan sejumlah bonus, Arsenal juga menjamin jam terbang reguler untuk Cole, sesuatu yang tidak didapatkannya di Chelsea.

Ketika Piala Dunia usai dengan Spanyol sebagai juaranya, publik Arsenal semakin kalem karena Fabregas menyatakan bangga menjadi pemain Arsenal dan mendedikasikan trofi Piala Dunia itu untuk para penggemar. Belum selesai keriangan itu, Emirates digelontor berita bahwa Cole memilih berlabuh di Anfield, di mana ia akan menerima gaji 90.000 poundsterling per pekan plus sejumlah bonus.

Dikalahkan klub yang sedang mengalami krisis ekonomi merupakan kejutan pahit buat Arsenal. Semakin pahit karena Barcelona belum melepaskan bidikannya dari Fabregas. Namun, kalau mau menimbang kebutuhan secara obyektif, Arsenal tak perlu menyesali batalnya kedatangan Cole atau mengkhawatirkan kepergian Fabregas.

Arsenal membutuhkan kiper kelas dunia, bek tengah yang kuat dan bermobilitas tinggi, penyerang yang konsisten dan mampu mendampingi Robin van Persie, dan gelandang bertahan yang bisa diandalkan dalam perebutan bola, seperti Alex Song. Namun, apakah Arsenal membutuhkan gelandang serang baru seperti Cole? Tidak.

Arsenal memiliki pemain yang kualitas fisik dan kretivitasnya sama dengan Cole, yaitu Andrey Arshavin, Tomas Rosicky, dan Samir Nasri. Yang terpenting, Arsenal sudah memiliki pemain berusia 18 tahun dengan bakat luar biasa yang semua pendukung harapkan akan bermain lebih sering musim depan, Jack Wilshere.

Sejak berusia sembilan tahun, Wilshere sudah dicekoki ajaran sepak bola Arsenal dan menguasainya dengan baik. Fabio Capello sempat menyebutnya sebagai salah satu kunci era baru sepak bola Inggris. Ia berpotensi melewati proses dan mencapai level Cole saat ini dalam waktu relatif lebih cepat. Dari kacamata ini, batalnya kedatangan Cole merupakan keuntungan buat Arsenal.

Wilshere memiliki keterampilan, visi, dan kreativitas tinggi seperti yang dimiliki Cole. Itu masih ditambah kekuatan fisik dan mental. Ia juga memiliki ketenangan saat menguasai bola, mata pemburu celah untuk melepas umpan mematikan, kemampuan duel udara di atas rata-rata untuk ukuran gelandang, dan naluri mencetak gol. Wilshere menampakkan itu saat menciptakan dua assist brilian yang ikut menentukan kemenangan Arsenal 4-0 dalam laga persahabatan melawan Barnet, 17 Juli lalu.

Dalam situs resmi Arsenal, sejumlah suporter mulai melayangkan pujian kepada Wilshere. Menurut mereka, Wilshere adalah pemain yang mampu menciptakan celah dan mengeksploitasinya sampai membuahkan dampak maksimal.

"Wilshere impresif. Cukup tenang, dingin di dalam kotak penalti, dua assist. (Aku) pikir fisiknya juga telah meningkat," tulis seorang suporter.

Ditambah penampilannya ketika dipinjamkan ke Bolton Wanderers musim lalu, Wilshere telah menyatakan dirinya sebagai salah satu pemain termuda yang bermain di Premier League dan pada level sangat memuaskan.

Bayangkan bila Cole hadir di Emirates. Wenger mungkin akan memenuhi permintaan manajer Bolton, Owen Coyle, merekrut Wilshere secara permanen dan Arsenal bukan cuma akan kehilangan pemain berbakat, melainkan, yang terpenting, loyalitas dari seorang pemain asli Inggris.

Arsenal gagal mendapatkan Joe Cole dan masih mungkin kehilangan Fabregas. Namun, Wilshere telah menunjukkan bahwa ia adalah masa depan Arsenal dan Inggris. Ia tak membutuhkan apa-apa selain jam terbang reguler untuk menghaluskan pahatan yang sudah ditatahkan Arsenal sejak 2001 dan pendukung pun cuma harus duduk tenang membiarkan Wilshere melakoni peran dan memenuhi tanggung jawabnya.

1 comment: